Jakarta, FaktaPos.com - Spekulasi terus berkembang usai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengumumkan perubahan kabinet atau reshuflle. Terutama pencopotan terhadap dua menteri yaitu Fadel Muhammad dari Partai Golkar dan Suharna Surapranata dari Partai Keadailan Sejahtera (PKS).
Ketua DPP PKS Aboe Bakar Al Habsy mengaku heran dengan keputusan Presiden SBY mencopot Suharna dari jabatannya. Pasalnya, alasan yang digunakan untuk pencopotan itu baginya tidak masuk akal.
"Aneh kalau karena kerasnya Anis Matta kemudian Menristek di-reshuffle. Apa urusannya tiba-tiba Suharna diganti. Kalau Anis Matta bersuara kencang itu hak dia sebagai anggota parlemen dan itu dilindungi undang-undang. Kebebasan menyampaikan pendapat" kata Aboe Bakar dalam diskusi di DPR, Jakarta, Kamis (20/10).
Menurut Aboe Bakar, apa yang dilakukan Anis Matta, yang mengancam akan membongkar isi kontrak politik SBY-PKS, bukanlah sebagai bentuk pelanggaran sehingga tak layak jika hal itu dijadikan alasan untuk menghukum partainya.
"Sulit untuk dibantah bahwa pengurangan jatah menteri PKS bukan didasarkan penilaian UKP4, melainkan bentuk sanksi terhadap anak nakal koalisi," pungkasnya.
Seperti diketahui, posisi Suharna Surapranat sebagai Menteri Riset dan Teknologi digantikan oleh Gusti Muhamaad Hatta dalam Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) jilid II hasil reshuffle.
0 komentar:
Posting Komentar