JAKARTA - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) rupanya benar-benar 'sakit hati' atas langkah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang mendepak satu menteri asal PKS dari jajaran kabinet. PKS tidak terima jika kritik tajam yang dilontarkan kadernya dijadikan alasan pendepakan itu.
Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Aboe Bakar Al Habsy menduga salah satu penyebab berkurangnya jatah kursi menteri untuk PKS lebih disebabkan karena kritikan kader PKS, Anis Matta, yang kini duduk sebagai anggota DPR.
"SBY mengurangi jatah menteri PKS diduga karena alasan terlalu kerasnya kritikan Anis Matta kepada pemerintah," kata Aboe Bakar Al Habsy, dalam diskusi bertema 'Di Balik Reshuffle Kabinet: Untuk Kepentingan Penguasa atau Rakyat', di press room DPR, Senayan Jakarta, Kamis (20/10).
Menurut Aboe Bakar Al Habsy, bentuk pembalasan politik yang diberikan terhadap PKS karena Anis Matta terlalu keras mengkritisi pemerintah itu jauh dari sikap profesional dan etika politik karena soal personalisasi dijadikan punishment.
"Anis Matta itu kan anggota DPR yang karena undang-undang secara profesional harus mengkritisi berbagai kebijakan pemerintah. Tapi karena sikap yang konstitusional tersebut itu pula jatah menteri PKS dikurangi," tegasnya.
Perjuangan PKS dalam membela pemerintah dengan cara berkontribusi terhadap proses pembuatan undang-undang yang lebih baik sama sekali tidak diapresiasi oleh presiden. "Padahal ini salah satu bentuk dukungan Fraksi PKS kepada pemerintah," ungkapnya.
Demikian juga halnya dengan sikap PKS terhadap masalah skandal Bank Century. Menurut Aboe Bakar Al Habsy, sebelum PKS bersikap, semuanya sudah dibicarakan dengan pemerintah hingga PKS mengambil sikap harus menyelesaikan kasus tersebut melalui jalur hukum.
"Ketika sikap itu dijalankan untuk menyelesaikan skandal Century, lalu PKS diminta mundur dari keputusan itu, ya tidak mungkinlah," ungkapnya.
Menyinggung sikap apa yang akan diambil oleh PKS terhadap berkurangnya jatah menteri PKS, Aboe Bakar Al Habsy mengatakan hingga kini belum ada sikap resmi PKS.
"Keputusan Majelis Syuro PKS belum ada karena itu PKS tentunya akan menyesuaikan pilihan politik presiden yang memangkas satu jatah kursi PKS," ujarnya.
Lebih lanjut, Aboe Bakar Al Habsy juga mengkritisi masukan UKP4 yang dijadikan presiden sebagai bahan pertimbangan untuk merombak kabinet. "Ini menjadi sebuah kontradiksi sebab anggota kabinet yang bermasalah hukum ternyata sakti juga mereka itu," kata Aboe Bakar.
Demikian juga halnya dengan Jero Wacik yang selama ini menurut Aboe Bakar tidak pernah bicara soal energi. "Apa benar itu, Jero Wacik seorang profesional di bidang energi dan sumber daya mineral?," tanya dia.
Terakhir Aboe Bakar Al Habsy menegaskan karena ini semua dimulai oleh SBY maka tentunya juga sudah mempersiapkan diri dengan segala resikonya dan semua orang tahu ikan busuk pasti dimulai dari kepalanya.
"SBY yang mulai melanggar kontrak politik dan tentu sudah siap dengan segala resikonya. Pepatah mengatakan ikan busuk pasti dimulai dari kepalanya," tukas Aboe Bakar Al Habsy.
0 komentar:
Posting Komentar