Anggota DPR RI, Bambang Soesatyo mempertanyakan motif "curhat" mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang berasal dari Kepolisian RI beberapa waktu lalu.

Menurut anggota Komisi III DPR RI, Bambang Soesatyo, jika keluhan itu hanya menyerang pribadi Ketua KPK, Abraham Samad rasanya tidak etis karena Abraham Samad telah berhasil mendorong kasus Century ke penyidikan dan membongkar kasus besar lain yag melibatkan kekuasaan.

"Bukankah kepemimpinan KPK kolektif kolegial? Saya mengendus ada motif pembunuhan karakter atas kepemimpinan Abraham Samad yang tanpa kompromi itu," kata Bambang di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu.

Sementara itu, anggota Komisi III DPR RI lainnya, Aboe Bakar Al-Habsy meyayangkan curhat mantan dua penyidik KPK tersebut.

"Saya sangat menyayangkan curhatnya dua orang mantan penyidik KPK dari Polri kepada media, itu tidak bagus untuk hubungan dua lembaga penegak hukum tersebut. Kemarin kan hubungan dua lembaga ini sempat memanas, seharusnya yang dilakukan adalah upaya reintegrasi antar penegak hukum, bukan beginian," kata Aboe Bakar.

Politisi PKS itu menambahkan, yang dilakukan oleh dua penyidik ini sama halnya dengan mengkorek-korek masa lalu, sehingga berpotensi membuka konflik yang ada.

"Saya minta Kapolri memberikan teguran kepada dua penyidik tersebut, perlu ada pembinaan buat mereka, tidak baik bersikap yang demikian," katanya. Bila memang selama ini ada kekurangan di KPK, lanjutnya, hal tersebut sangat wajar.

"Semua lembaga pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, tidak ada yang sempurna. Namun tak selayaknya persoalan internal diungkap ke publik. Saya kira kerugiaannya akan lebih besar, tidak ada manfaatnya dari curhatan seperti itu. Bila memang ada evaluasi, bisa saja diberikan kepada lembaga yang terkait," pungkas Aboe Bakar.

Beberapa waktu lalu, mantan penyidik KPK dari Kepolisian RI "curhat" tentang pimpinan KPK di Gedung DPR RI.
(zul)