Tindak kekerasan yang dilakukan anggota TNI Angkatan Udara (AU)
terhadap wartawan, terus menuai kritikan. Pasalnya, tindakan tersebut
tidak pantas dilakukan di hadapan siswa Sekolah Dasar (SD), apalagi
saat melakukan peliputan.
"Sungguh ini adalah tontonan yang tak baik buat citra TNI, apalagi
kalau masih dilegitimasi dengan alasan pengamanan karena khawatir ada
ledakan," kata anggota Komisi III DPR Aboe Bakar Al-Habsy di Gedung
DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (17/10/2012).
Menurutnya, tindakan TNI tersebut telah melakukan tindakan
menghalang-halangi kerja jurnalisme sebagai pemberi informasi publik.
"Tindakan yang dilakukan oleh oknum TNI AU tersebut melanggar
kebebasan pers," pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua Divisi Sosialisasi pada Komisi Perlindungan Anak
Indonesia (KPAI) Asrorun Ni'am Sholeh menilai, tindakan kekerasan yang
dilakukan sejumlah oknum TNI AU seperti ini akan melahirkan imitasi
budaya kekerasan bagi anak, di sisi lain akan melahirkan antipati
terhadap TNI.
"Di saat kita berjuang terus untuk mencegah terjadinya kekerasan dan
tawuran anak-anak. (Kini) anak-anak justru diberi sajian tontonan
kekerasan di depan mata. Di sekolah, banyak anak yang bercita-cita
jadi TNI karena heroisme, nasionalisme, kedisiplinan dan martabat
luhur yang disandang institusi TNI, tapi secara paradoks anak-anak
menyaksikan tindak kekerasan yang ditunjukan TNI," tegasnya.
0 komentar:
Posting Komentar