Sabtu, 20 April 2013

Mendikbud Minta Maaf

Kekacauan luar biasa terjadi pada persiapan ujian nasional (UN) tingkat SLTA. UN di 11 provinsi termasuk Kalsel diundur. Bahkan, pengunduran jadwal itu pun diwarnai kekacauan. Semula diundur dari Senin (15/4) menjadi Rabu (17/4), tetapi kemudian diundur lagi mulai Kamis (18/4).

Penyebab kekacauan yang mengakibatkan sekitar 1,1 juta siswa peserta UN di 11 provinsi itu terganggu konsentrasinya adalah ketidakmampuan pemenang tender pengganda soal, perusahaan percetakan PT Ghalia Indonesia Printing di Ciawi, Bogor, Jabar, memenuhi target waktu.

Menurut Mendikbud Muhammad Nuh melalui rilisnya kepada BPost, Minggu (14/4), perusahaan itu mengalami keterlambatan saat proses memasukkan soal ke amplop. "Teknisnya adalah memasukkan amplop sesuai tipe soal dan daerah ke boks terkait dengan sekolah, misal SMAN 1, berapa anak, berapa soal yang dibagi. Ini teknisnya," tegas dia.

Direktur PT Ghalia Hamzah Lukman mengakui keterlambatan itu. Dia pun meminta maaf karena telah merepotkan banyak kalangan. "Kami meminta maaf atas kesalahan teknis ini. Ini baru terjadi di perusahaan kami. Namun kami berkomitmen menyelesaikannya secepat mungkin. Kami bekerja 24 jam dan terus menambah tenaga," ujarnya.

Selain banyaknya naskah soal yang dicetak, imbuh Hamzah, kesulitan lain adalah kurangnya kinerja dari sumber daya manusianya (SDM) saat memilah dan memasukkan kategori-kategori soal ke boks yang sudah ditentukan.

"Tahun ini variasi soal lebih banyak. Ternyata jauh lebih sulit. Sebelumnya kami pernah menangani soal UN tapi hanya satu provinsi yaitu Sumbar," kata Hamzah yang berjanji sebelum Kamis (18/4), seluruh naskah soal sudah dikirim ke 11 provinsi tersebut.

Investigasi
Kekacauan persiapan UN mendapat perhatian serius Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dia meminta Nuh melakukan investigasi. Menyikapi itu, Nuh mengaku sudah ditangani Inspektorat Jenderal Kemendikbud, Haryono Umar. "Kementerian pasti akan memberikan sanksi untuk PT Ghalia atas kelalaian ini," tegas Nuh.

Menurut dia, Kemendikbud sudah berupaya membantu mengatasi masalah itu namun tidak berhasil.

"Untungnya, dalam setiap zona, Indonesia Barat, Tengah, Timur, itu soalnya berbeda. Karena soalnya berbeda, maka untuk 22 provinsi yang lain, Insya Allah tetap dilaksanakan sesuai jadwal, mulai Senin (hari ini). Yang 11 provinsi, Insya Allah mulai Kamis (18/4)," ujarnya.

Nuh menjelaskan, jadwal pelajaran yang diujikan di 11 provinsi tak banyak berbeda. Jadwal Kamis tidak berubah. Namun untuk Rabu (17/4) diundur menjadi  Jumat (19/4).

Konsekuensi pengunduran jadwal UN adalah molornya ujian susulan. Dari 22 April 2013 menjadi 29 April 2013. Untuk SMK, tidak ada perubahan.

Kekacauan ini sudah diprediksi aktivis Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra), Uchok Sky Khadafi. Dia mengungkapkan, saat lelang, PT Ghalia menawarkan harga  lebih tinggi Rp 22,8 miliar. Sedangkan perusahaan lainnya, PT Aneka Ilmu mematok penawaran  Rp 17 miliar, PT Jasuindo Tiga Perkasa Rp 21,1 miliar, dan PT Balebat Dedikasi Prima Rp 21,6 miliar. Namun Kemendibud memenangkan PT Ghalia.

Ternyata, PT Ghalia tak hanya mengikuti satu paket lelang. Perusahaan itu ikutlelang tiga paket lainnya. Menurut Uchok, ini merupakan bukti Ghalia tak mempertimbangkan kapasitas perusahannya. "Yang penting menang dan akhirnya bermasalah," ujarnya.

Tergantung Sekolah
Mengenai kegiatan siswa peserta UN selama Senin hingga Rabu mendatang, Sekretaris  Dinas Pendidikan (Disdik) Kalsel, Amka menyerahkan kepada masing-masing pengelola sekolah.

"Tentang itu, kebijakan sekolah saja. Silakan sekolah yang memutuskan masing-masing, mau libur sebagai persiapan atau belajar bersama di sekolah, atau  mau pengarahan ya bebas saja. Gunakan waktu libur atau waktu bebas itu, yang terpenting tetap persiapkan diri mengikuti UN," ujar dia.

Di Banjarbaru, meskipun Kepala Disdik, Ahmadi Arsyad menyatakan hari ini tidak ada kegiatan belajar mengajar di sekolah, namun siswa SMAN 1 Banjarbaru diminta tetap masuk untuk menerima pengarahan.

"Kami diminta ke sekolah, katanya ada pengarahan," ujar seorang siswi, Dwi Ayu Chairunnisa.

Menyikapi kekacauan pengiriman naskah soal untuk Kalsel, anggota DPR dari Dapil Kalsel Habib Aboe Bakar Al Habsyi meminta Polda Kalsel mem-back up distribusi ke daerah.

"Kalau perlu gunakan helikopter milik Polda agar segera sampai," ucap dia.

0 komentar:

Posting Komentar