Kamis, 23 Juni 2011

PKS: Jangan-jangan Kursi Dubes RI di Saudi Hadiah Pensiun


RMOL. Pemerintah tidak bisa menyangkal atau mencari-cari alasan. Terbukti di depan mata, pemerintah benar-benar kecolongan dan gagal melindungi warga negaranya sendiri.

"Pemerintah tahu Ruyati disidangkan, namun tidak memberikan bantuan hukum. Mereka hanya mengirim penerjemah dan pegawai kedutaan saja. Pasca vonispun tidak ada perhatian terhadap kasus ini, tahu-tahu saudara kita sudah dipancung," kata anggota Komisi III dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Aboe Bakar Al Habsy, kepada Rakyat Merdeka Online sesaat lalu (Rabu, 22/3).

Lebih ironis, kata Aboe Bakar, kepala Ruyati dipenggal beberapa hari setelah Presiden SBY berpidato di depan Organisasi Buruh Dunia, ILO.

Aboe juga menyayangkan Duta Besar Indonesia di Arab Saudi. Aboe pun meragukan mekanisme rekrutmen duta besar sehingga kapasitas yang dihasilkan memble.

"Mengirim Dubes seharusnya menggunakan standar baku, mereka harus pahami hukum negara setempat. Jangan-jangan posisi duta besar sebagai hadiah untuk pensiunan ataupun sebagai posisi buangan. Bila Dubes tidak punya kepedulian terhadap TKI atau tidak pahami hukum negara setempat, beginilah hasilnya," sesal Aboe.

Dengan nada kesal, Aboe membandingkan kinerja Pemerintah dengan Australia.

"Coba tengok Australia, karena sapi saja dia bisa dikte kita, nah sekarang kita, masih gagap memberikan perlindungan pada TKI kita," demikian Aboe. [yan]

0 komentar:

Posting Komentar