INILAH.COM, Jakarta - Beragam cara orang mengekpresikan ibadah di bulan Ramadan. Sepuluh hari terakhir Ramadan menjadi puncak ibadah setahun sekali. Begitu juga dengan politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Aboe Bakar al-Habsy.
Sepuluh hari terakhir Ramadan diyakini umat Islam sebagai turunnya lailatul qadar (malam penentuan). Maka tak sedikit umat muslim memanfaatkan sepuluh hari terakhir Ramadan. Begitu juga dengan Aboe Bakar Al-Habsy yang memanfaatkan moment itu itu di Tanah Suci.
"Saya dan keluarga melaksanakan ibadah umrah pada sepuluh hari terakhir," kata Aboe melalui BlackBerry Messenger (BBM) kepada INILAH.COM, Jumat (10/8/2012).
Anggota Komisi Hukum DPR ini menuturkan selain karena waktunya yang istimewa, sepuluh hari terakhir Ramadan menjadi momentum berkumpulnya seluruh keluarga Aboe. "Semua anggota keluarga telah liburan," tutur Aboe.
Selama di Tanah Suci, Aboe menceritakan kegiatan yang kerap dilakukan berupa I'tikaf di Masjidil Haram. Politikus berdarah Arab ini meyakini selama sepuluh hari terakhir menjadi waktu mustajab untuk berdoa. "Apalagi dilaksanakan di tempat yang mustajab," cetus Aboe.
Pria yang kerap dipanggil "Habib" ini mengatakan selama di Tanah Suci, keluarga besarnya menjalankan tadarus, buka puasa serta sahur secara bersama-sama. "Hal yang jarang bisa dilakukan bila kami sedang di Jakarta, karena kesibukan masing-masing," cetus Aboe.
Selain menjadi ajang konsolidasi keluarga besarnya, Aboe juga menuturkan ibadah umroh selama Ramadan juga memperkuat persaudaraan sesama muslim. Banyaknya ummat Islam yang juga melaksanakan ibadah bersama di Masjidil Haram semakin memperkuat makna ukhuwah islamiyah.
"Meskipun berbeda negara, suku dan warna kulit. Hal ini menjadi pengalaman spiritual yang sangat luar biasa, semakin meneguhkan rasa keimanan dan ketaqwaan kepada Allah," papar Aboe seraya menyebutkan ibadah umroh diakhiri dengan salat idul fitri di Madinah
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone
0 komentar:
Posting Komentar