Anak seorang menteri sekaligus ketua partai ternama dan bakal dicalonkan jadi capres 2014, yang juga besan presiden. Itulah embel-embel panjang dan tentu saja 'menakutkan' dibelakang nama Rasyid Amirullah Rajasa. Walhasil kala BMW mewah 'sang pengeran' menjadi malaikat maut, penegak hukum pun kalang kabut.
Istilah Jawa 'bibit, bebet dan bobot' tak hanya menjadi pertimbangan dalam mencari jodoh, ternyata di mata hukum tiga hal itu juga mempengaruhi. Buktinya, kala Rasyid Amirullah Rajasa, anak Hatta Rajasa, Menteri Koordinator Perekonomian, menabrak orang hingga dua tewas, polisi berubah jadi 'kura-kura' alias lamban dalam melakukan proses hukum.
Keistimewakan makin gamblang terlihat, karena aparat kemanan justru super cepat 'mengurusi' Rasyid. Diberi izin ke rumah sakit dan mobil telah terbungkus rapi dengan terpal kala media datang.
Lebih ironis mereka baru menetapkan, sebagai tersangka sehari setelah peristiwa yang memakan dua korban nyawa itu berlalu. Betapa lambatnya dibanding ketika Andika, pengemudi Livina, menubruk dua orang hingga tewas di Jalan Ampera, Jakarta Selatan, lima hari sebelumnya. Pada hari kecelakaan itu juga polisi sudah memastikan Andika sebagai tersangka.
Langkah Hatta Rajasa memberikan keterangan pers 15 jam setelah kejadian itu tentu bagus. Hatta mengakui pengemudi sport utility vehicle (SUV) BMW maut itu adalah anaknya. Mungkin karena ini pula, polisi mulai berani terbuka, meski tak juga sepenuhnya.
Sayangnya, meski berani menetapkan sebagai tersangka, polisi belum juga menahan Rasyid. Dia masih bisa menikmati kemewahan di rumah sakit dengan alasan sakit akibat shock pasca-tabrakan. Untuk diketahui, dia dirawat Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) ruangan President Suite. Tarif kelas kamar tersebut mencapai Rp 2.650.000/hari. Menurut dokter, Rasyid mengalami gangguan kejiwaan dan masalah lambung.
Polisi juga perlu menjelaskan apa kemungkinan penyebab kecelakaan maut itu. Konon sudah dites bahwa Rasyid tidak terbukti menggunakan zat narkotik dan obat-obat terlarang. Tidak ada kokain, amfetamin, metamfetamin, kanabis, atau morfin. Tapi dalam soal apakah Rasyid mabuk atau tidak, keterangan polisi malah membingungkan. "Ya, merayakan tahun baru, masak iya minumnya (sirup) ABC atau Orson," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Komisaris Besar Rikwanto. Keterangan ini tak profesional, karena mengukur apakah seseorang mabuk atau tidak sangatlah mudah. Jika Rasyid benar mabuk, mengapa pula harus ditutupi?
Anggota Komisi III DPR Aboe Bakar Al Habsy pun ikut berkomentar atas kecelakaan yang melibatkan anak Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Rasyid Amrullah. Dia berharap, kepolisian mampu memproses hukum Rasyid hingga tuntas.
Aboe coba membandingkan kasus tersebut dengan kecelakaan yang dialami oleh pedangdut Saiful Jamil. Di mana Saiful telah menjalani persidangan atas kecelakaan yang menewaskan istrinya, meskipun peristiwa itu tergolong dalam kecelakaan tunggal.
"Saiful Jamil saja yang mengalami kecelakaan tunggal, nyetir sendiri dengan korban istrinya sendiri diproses hingga ke pengadilan dengan delik kelalaian. Jadi aturan yang sama seharusnya diterapkan pada kasus anak Hatta Rajasa. Bila tidak, ini akan menjadi preseden buruk buat Polisi," kata dia.
Aboe menyarankan aparat kepolisian bersikap adil, meskipun kasus tersebut melibatkan putera salah satu pejabat negara atau ketua umum partai politik. Sebab, pada dasarnya semua warga negara memiliki kesamaan di hadapan hukum.
"Bila memang unsur-unsur dari pasal 360 KUHP terpenuhi, maka yang bersangkutan (Rasyid) harus diproses. Bila memang terjadi kelalaian yang menyebabkan kematian, maka tidak boleh ada perlakuan istimewa, meskipun anak dari seorang menteri, ketua partai ataupun besan presiden," paparnya.
Lebih lanjut, anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini juga meminta polisi jangan sampai terjebak pada posisi Hatta sebagai menteri maupun besan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), serta mampu menjaga jarak untuk menghindari munculnya intervensi.
"Polisi harus tetap memproses. Mereka harus memberikan perlakuan sama buat warga Indonesia, tanpa boleh ada intervensi politik ataupun kekuasaan pada kasus tersebut. Itu bentuk perlakuan equality before the law dalam criminal justice system," pungkasnya.
Equality before the law, azas semua orang sama di depan hukum, inilah yang mestinya dipegang teguh oleh polisi. Tabrakan maut pada hari pertama tahun 2013 ini akan menjadi ujian apakah polisi mampu menjalankan tugasnya secara profesional. Semoga!ktn,ins,okz
5 Kecelakaan Mobil Terheboh di Indonesia
1. Nissan Juke Olivia Dewi
Seorang model remaja, Olivia Dewi (17) tewas dalam kecelakaan maut di Jalan Sudirman, tepatnya di depan Wisma Nugra Santana. Mobil Nissan Juke yang dikemudikannya menabrak tiang reklame.
Dengan cepat percikan api yang diakibatkan dari benturan mobil dengan tiang reklame pun membesar dan membakar seluruh badan mobil. Olivia pun tewas secara mengenaskan di jok kemudi, sedangkan temannya Joy Sebastian yang saat itu berada di kursi penumpang mengalami luka bakar.
Peristiwa itu terjadi pada Sabtu 10 Maret 2012 dini hari. Kemudian polisi menutup kasus kecelakaan Olivia dengan menerbitkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3).
2. Xenia maut Afriyani Susanti
Afriyani Susanti (29) mendadak menjadi bahan perbincangan lantaran aksi ugal-ugalannya di Jalan ridwan Rais, Gambir, Jakarta Pusat, Minggu (22/1). Dengan mengendarai Daihatsu Xenia hitamnya, Afriyani menabrak 9 orang pejalan kaki hingga tewas dan beberapa orang luka-luka.
Perempuan bertubuh tambun ini mengemudian mobilnya dalam keadaan mabuk setelah semalam suntuk berpesta bersama rekan-rekannya. Hasil tes urine pun menyatakan dia positif mengkonsumsi narkoba.
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah memvonis Afriyani dengan hukuman 15 tahun penjara. Namun keputusan ini dianggap keluarga korban tidak setimpal dengan ulahnya.
3. Honda Jazz Novi Amalia
Model majalah pria dewasa, Novi Amalia (25) yang mengendarai Honda Jazz B 1864 menabrak tujuh orang warga di kawasan perempatan Jalan Ketapang, Taman Sari, Jakarta Barat (11/10). Novi mengendarai mobil dalam keadaan mabuk.
Tidak ada korban tewas dalam kejadian tersebut. Namun peristiwa ini menjadi sangat heboh karena Novi berada di balik kemudi dalam kondisi setengah bugil. Usut punya usut ternyata wanita cantik ini tengah depresi.
4. Grand Livina Andika Pradika
Kasus kecelakaan maut terbaru terbaru yakni Grand Livina yang menabrak sebuah warung pecel ayam di Jalan Ampera Raya, depan Gedung Arsip, Kemang, Jakarta Selatan, Kamis (27/12) dini hari. Dua kendaraan roda dua dan 7 kendaraan roda empat pun turut terlibat dalam kecelakaan tersebut.
Pengemudi Grand Livina bernama Andika Prasetya mengaku kala itu ban mobil yang dikendarainya botak. Kejadian itu mengakibatkan dua orang tewas dan lima lainnya dirawat di rumah sakit.
Andika pun sudah ditetapkan sebagai tersangka. Di dalam mobil juga ada warga Korea Selatan yang diketahui sebagai teman Andika.
5. Avanza tabrak 17 murid TK
Seorang guru Marini (22) menabrak 17 murid pada yang sedang senam di halaman sekolah yang beralamat di Jalan Selam, Medan itu, Jumat (3/3) pagi. Kala itu Marini berencana memindahkan mobil Toyota Avanza silver BK 1272 VQA miliknya.
Marini gugup dan memajukan mobilnya. Kendaraan itu kembali menabrak. Akibat tabrakan itu 15 siswa TK, 2 siswa SMP dan seorang guru terluka. Mobil yang dikendarai Marini juga rusak di bagian bumper depan dan belakang kanan.
Para siswa kemudian dilarikan ke RS Columbia Asia, Medan. Sementara itu, Marini yang sempat shock akhirnya menyerahkan diri dan ditahan di Mapolresta Medan. Belakangan jaksa menjadikannya tahanan kota.
Saipul Jamil: Polisi Jangan Pandang Bulu
Penyanyi dangdut Saipul Jamil, yang kini menjalani hukuman masa percobaan berkait dengan kecelakaan lalu lintas yang menelan korban istrinya sendiri, Virginia Anggraeni, di Tol Purbaleunyi Km 96+500, Jawa Barat, kira-kira dua tahun lalu, menanggapi kecelakaan mobil yang menelan korban tewas dua orang di Tol Jagorawi Km 3,5, Selasa (1/1/2013) pagi, yang menggiring Rasyid Amrullah Rajasa (22), putra Hatta Rajasa, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, menjadi tersangka.
Duda yang biasa dipanggil Ipul ini berharap polisi tak pandang bulu dalam menegakkan hukum sekalipun tersangka dalam kecelakaan mobil di Tol Jagorawi itu adalah anak seorang menteri.
"Sebagai warga negara yang baik, kita harus memenuhi panggilan hukum. Jangan mentang-mentang punya posisi, jadi enggak tanggung jawab. Pokoknya, harus tanggung jawab," kata Ipul.
Dari pengalaman pribadinya, Ipul menilai bahwa kecelakaan paling sering terjadi karena kelalaian. "Jadi, faktor kecelakaan itu ada tiga. Pertama, manusianya yang ngantuk, kurang fit atau ada faktor lain. Lalu, yang kedua itu faktor alam, dan yang ketiga adalah takdir. Tapi, dalam hukum itu tidak melihat dari hal seperti takdir," paparnya.
Hanya saja, lanjut Ipul, jika ada faktor lain yang menyebabkan kecelakaan terbebut, ia berharap polisi bisa segera memeriksanya. "Apakah ada faktor lain seperti menggunakan narkoba atau apa, ini yang harus ditelaah bareng-bareng. Seperti Afriyani Susanti (tersangka kecelakaan "Xenia Maut") itu kan ketahuan menggunakan narkoba, makanya dia hukumannya berat. Nah, polisi harus menelaah ini," tekan mantan suami artis Dewi Perssik ini.
Bagi Ipul, bertanggung jawab merupakan langkah yang tepat. "Jadi, dalam masalah ini, lebih baik gentle, bertanggung jawab, enggak usah takut. Kalau ini musibah, mending bertanggung jawab, insya Allah hukum itu adil. Saya yakin musibah ini juga di luar keinginan tersangka. Memang, disangka itu tidak enak," ujarnya. "Ya, ini musibah, kalau ngantuk itu faktor kelalaian. Saya saja yang waktu itu fit masih bisa kecelakaan. Ini apalagi, kalau badan sudah enggak fit, sakit, atau ngantuk. Makanya, mending istirahat," sambungnya.
0 komentar:
Posting Komentar