REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS),
Aboe Bakar Al Habsy mengatakan, ramainya isu untuk mengeluarkan
partainya dari koalisi mungkin saja terjadi. Pasalnya. ada anggota
koalisi yang menginginkan jatah kursi menteri PKS.
"Semua partai koalisi sangat mungkin berkeinginan untuk incar kursi
menteri PKS. Yang pasti semangat kata Ruhut (Ruhut Sitompul) di media
itu orang-orang Demokrat," kata dia ketika dihubungi, Rabu (4/4).
Saat ini, jatah menteri PKS di Kabinet Indonesia Bersatu ada di tiga
pos. Yaitu, Menteri Sosial yang diduduki Salim Segaf Al Jufri, Menteri
Komunikasi dan Informasi yang diamanahkan kepada Tiffatul Sembiring,
dan Menteri Pertanian yang diberikan kepada Suswono. Sebelumnya PKS
menempati juga pos menteri riset dan teknologi yang diisi Suwarna
Suryapranata.
Aboe Bakar mengingatkan kalau akad koalisi partainya dengan Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), bukan dengan setgab. Malah, hubungan
koalisi itu bukan PKS yang meminta. "Namun PKS dilamar oleh SBY.
Setgab muncul belakangan hari setelah ada persoalan di internal
koalisi," klaim Aboe.
Menyikapi hasil rapat setgab Selasa (3/4) malam, Aboe memiliki
perumpamaan sendiri. Misalkan, kata dia, Anda punya anak yang kemudian
dilamar dan berlanjut ke akad nikah. Beberapa waktu kemudian,
lanjutnya, pembantu sang menantu bilang akan menceraikan anak Anda.
Karenanya, Aboe tidak ingin menanggapi hasil pertemuan semalam.
"Ini ada dua kemungkinan, pertama mungkin pembantu itu sedang cari
muka atau cari perhatian. Kedua mungkin juga mantu Anda ini tipe orang
yang terima bersih, tak mau kotor tangannya atau tak bertanggung
jawab. Masak pas melamar berani bilang langsung giliran mau talak
diwakilkan ke pembantu, ini tidak tepat," kata Kapoksi PKS di Komisi
III DPR tersebut mengulas.
Karenanya, lanjut Aboe, ketimbang berspekulasi lebih baik menunggu SBY
untuk berbicara langsung soal ini.
0 komentar:
Posting Komentar