BANJARMASIN, KP -- Saat meninjau lokasi tabrakan dan terbakarnya KM Marina, Gubernur Kalimantan Selatan, Rudy Ariffin, menepis dugaan penyebab tabrakan KM Marina Nusantara dengan tongkang batu bara yang ditarik Tungboat (TB) Bomas Segara, Senin (26/9), disebabkan kondisi alur muara Sungai Barito terlalu padat dengan lalu lintas pelayaran.
“Alur tidak masalah, kedalaman masih mencapai delapan meter,” ujarnya kepada wartawan di sela-sela peninjauan lokasi terbakarnya KM Marina Nusantara , Selasa (27/9).
Diakui gubernur, lalu lintas kawasan Alur Barito cukup padat. Karena, selain dilalui kapal penumpang dan barang, juga tongkang batu bara dari sejumlah daerah di Kalsel.
Namun, lanjutnya, selama ini telah dilakukan pengaturan armada keluar masuk alur sesuai prosedur yang ada. Karena itu, insiden KM Marina Nusantara ini tidak perlu dijadikan alasan untuk mengevaluasi kebijakan angkutan batu bara di daerah. “Asal diatur saja keluar masuk kapal dengan benar, tidak akan ada masalah,” tegasnya.
Gubernur berharap pihak berwenang segera menyelidiki kasus tabrakan dan kebakaran kapal ini sampai diketahui penyebab yang pasti.
Pernyataan gubernur ini diperkuat Komandan Lanal Banjarmasin Letkol Laut Achmad Wibisono, yang memastikan alur tempat insiden tabrakan yang terjadi Senin sekitar pukul 07.30 Wita itu aman dilayari.
Sambil menunjukkan lokasi tabrakannya KM Marina dengan tongkang batu bara kepada gubernur, Wibisono menjelaskan, lokasi tabrakan cukup lebar dan aman untuk berselisihan kapal. Begitu juga dengan kedalaman alur yang mencapai batas minimal 9-10 meter.
Lokasi tabrakan KM Marina berada sekitar 2 mil dari Pelabuhan Trisakti Banjarmasin atau sudah berada pada laut lepas. Kondisi itu berbeda jika tabrakannya di alur yang kini terus dilakukan pengerukan, yaitu di sekitar 0-13 kilometer dari muara Barito.
"Di lokasi terbakarnya Marina alurnya cukup lebar dan leluasa," tegas Komandan Lanal, yang juga berharap dilakukan segera penyelidikan untuk memastikan penyebab terjadinya tabrakan.
Pernyataan Danlanal dan Gubernur ini berlawanan dengan yang disampaikan Kepala Administrator Pelabuhan (Adpel) Banjarmasin, Julianus T kepada wartawan. Julianus menduga ada kemungkinan kecelakaan ini dipicu kondisi alur yang sempit pada saat-saat tertentu, ditambah kecepatan angin dan arus sungai saat kejadian tabrakan. “Juga karena angin, kapal lambat menghindari jalur tabrakan,” duganya.
Terkait dengan prosedur, Julianus mengatakan, kedua pihak sudah mematuhi aturan, termasuk melakukan komunikasi. Namun, dia juga menunggu penyelidikan pihak terkait untuk memastikan penyebab kecelakaan kapal yang berisi 394 penumpang dewasa, 27 anak-anak dan 27 balita itu.
Ditanya soal pengaturan prioritas antara kapal penumpang dengan angkutan batu bara, diakuinya, sampai sekarang tidak ada yang khusus. Dengan kata lain, semua kapal diberlakukan sama untuk melintasi alur Barito.
Terpisah, Direktur Direktorat Kepolisian Air Polda Kalsel, Kombes Pol Yulius Bambang K Sik mengatakan, pihak telah memeriksa Nakhoda KM Marina Nusantara Suyatman dan Nakhoda TB Bomas Segara Chrismast Benny, terkait insiden tabrakan kedua kapal tersebut. Status keduanya masih sebagai saksi, belum ada yang dijadikan tersangka.
Hasil pemeriksaan ini, menurut Yulius, akan diserahkan ke pihak Syahbandar Pelabuhan Trisakti Banjarmasin.
Sementara, Kepala Cabang Prima Vista, Faiq Lukman mengatakan, pihaknya akan mendatangkan KM Safira untuk menggantikan KM Marina Nusantara dengan kapasitas lebih besar. Kapal yang sekarangdioperasikan untuk rute Balikpapan-Surabaya ini rencananya didatangkan tanggal 30 September mendatang.
Senada dengan Gubernur Kalsel, Habib Aboe Bakar Al Habsyi mengatakan Musibah tabrakan di alur ambang Sungai Barito, yang menyebabkan KM Marina Nusantara dari Surabaya dengan tujuan pelabuhan Banjarmasin terbakar dan tiga orang tewas, harus diselidiki tuntas.
``Kecelakaan ini harus diselidiki tuntas, terutama penyebab terjadinya tabrakan tersebut,’’ kata anggota Komisi III DPR RI asal Kalsel, Habib Aboe Bakar Al Habsy dalam pers realise yang diterima {KP}}, Senin (26/9), di Banjarmasin.
Bahkan anggota dewan asal Dapil 1 Kalsel ini menyampaikan keprihatinan atas musibah KM Marina, baik yang meninggal dunia maupun yang memerlukan perawatan medis, karena trauma kecelakaan tersebut. (lyn/K-2)