JAKARTA - Polisi mendalami kasus penembakan di Gang Narpan, RT 04 / RW 04 Kelurahan Situ Saeur, Kecamatan Bojongloa Kidul, Kota Bandung, Jawa Barat, Minggu (6/10). Pelaku penembakan diduga oknum Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara Kopral Satu RBW.
Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Hubungan Masyarakat Markas Besar Kepolisian RI Komisaris Besar Agus Rianto mengatakan sejauh ini sudah enam saksi yang diperiksa polisi. "Enam saksi yang mengetahui peristiwa tersebut sudah kita periksa," ujarnya di Div Humas Mabes Polri, Senin (7/10).
Seperti diberitakan, warga Gang Narpan RT 04/04 Kelurahan Situ Saeur, Kecamatan Bojongloa Kidul, Kota Bandung, Minggu (6/10) sekitar pukul 04.00 dibuat kaget. Mereka dikejutkan oleh suara berondongan tembakan yang berasal dari dalam rumah kosan milik Siti Rohaeti. Dari infromasi yang dihimpun di lapangan, rentetan tembakan itu ternyata mengakibatkan sesorang bernama Ele meninggal dunia akibat luka tembak di kepala. Sedangkan dua orang lainnya, Supriyatna dan Ade Mumun juga mengalami luka tembak. Supriatna yang mengalami luka tembak di dada dan Ade yang tertembak di bagian kaki menjalani operasi dan perawatan di Rumah Sakit (RS) Immanuel, Kota Bandung.
Agus Rianto membenarkan saat ini kedua korban yang selamat masih dalam kondisi kritis. Menurutnya, dokter menyarankan korban untuk menjalani operasi. "Tetapi hal itu belum dapat dilakukan karena harus mendapat persetujuan dari pihak keluarga," kata Agus.
Lebih jauh dia mengatakan, Penyidik dari Kepolisian Resor Kota Besar Bandung menemukan sedikitnya sembilan selongsong peluru. Namun, lanjut dia, sampai saat ini masih belum dapat memastikan jenis peluru tersebut. "Karena masih diperiksa," tegasnya.
Terkait pelaku penembakan, Agus menambahkan, kepolisian sudah berkoordinasi dengan TNI. Termasuk untuk memeriksa jenis peluru dan senjata yang digunakan.
Terpisah Anggota Komisi Hukum DPR Aboebakar Alhabsy mengatakan penembakan ini harus mendapat perhatian serius Kepolisian Daerah Jabar. "Bila memang ada indikasi kuat bahwa pelakukan adalah oknum TNI, sebaiknya dibuat Tim Gabungan untuk menyelidiki kasus ini," katanya, Senin (7/10).
Sebab, lanjut dia, menurut informasi dari selongsong peluru yang ditemukan berjenis kaliber 9 mm untuk senjata organik yang biasanya dipakai TNI. "Pelaku perlu segera diburu dan diamankan, karena bisa membahayakan orang lain. Karena dari kejadian itu saja sudah ada empat korban dan salah satunya meninggal dunia. Oleh karenanya perlu kerja sama yang baik antara polisi dengan TNI untuk menangani kasus ini," pungkasnya. (boy/jpnn)
0 komentar:
Posting Komentar