Jumat, 09 Desember 2011

Hadir di Demokrat Busyro Dipertanyakan

JAKARTA - Tidak hadirnya Ketua KPK Busyro Mu-qoddas dalam rapat Paripurna DPR pada Selasa, (6/12) menimbulkan kekecewaan sebagian anggota DPR. Terlebih lagi, agenda rapat paripurna itu adalah pengesahan para pimpinan KPK periode 2011-2015 terpilih. "Ada apa dengan Pak Busryo, saya jadi bingung, diundang DPR secara resmi malah tidak hadir dengan alasan sakit, lha kok diundang Demokrat malah hadir," kata anggota Komisi III DPR Aboebakar Alhabsyi, kepada Republika, Rabu (7/12).

Berdasarkan informasi yang diterima Aboebakar, pertemuan tertutup antara Busyro dan Demokrat pada Selasa (6/12) juga dihadiri oleh anggota Badan Anggaran (Banggar) DPR Angelina Sondakh. Padahal, kata Aboebakar, Busyro pernah menolak undangan Banggar DPR dengan alasan enggan bertemu dengan pihak yang sedang beperkara di KPK.

"Nah sekarang, dalam pertemuan tertutup kok mau ya, ada apa sebenarnya dengan Pak Busyro," kata Aboebakar.

Politikus PKS ini mengharapkan, peristiwa di atas tidak menjadi kerikil yang dapat menyandun pergerakan KPK ke depannya. Aboebakar juga mengharapkan pimpinan KPK yang baru nantinya bisa terbebas dari intervensi pihak manapun. "Akan ketahuan independensi dalam proses hukum telah berjalan atau tidak."

Menanggapi hal ini, Busyro meminta Republika tidak berburuk sangka. Ia mengutip pernyataan Nabi Muhammad SAW untuk memberikan jawaban kepada Republika yang meminta pendapatnya mengenai tudingan Aboebakar. "Nabi SAW mengatakan, jauhilah suuzan (berburuk sangka) dan tajassus (saling curiga) karena akan membakar amal-amalmu," kata

Busyro, melalui pesan singkatnya kepada Republika, Rabu (7/12). "Sebagai koran umat, sebaiknya memilih berita yang bermaslahat (bermanfaat)," tambahnya.

Partai Demokrat mengakui adanya pertemuan dengan Busyro pada Selasa, (6/12). Ketua Fraksi Partai Demokrat Jafar Hafsah mengatakan, fraksinya memiliki kerja sama dengan KPK untuk mengadakan workshop. "Kemarin, giliran Fraksi Partai Demokrat yang mengadakan FGD {focus group discussion)," kata Jafar.

Jafar meminta agar pertemuan itu dipandang sebagai pertemuan antara dua lembaga untuk menerapkan pencegahan terhadap tindak korupsi. Busyro, lanjutnya, dida-puk sebagai salah satu pembicara dalam diskusi tersebut. Tak hanya Busyro, Ketua Komisi HJ DPR Benny K Harman pun menjadi pembicara. Diakuinya, anggota Fraksi Partai Demokrat diundang untuk menghadiri acara tersebut, termasuk Angelina Sondakh dan Mirwan Amir.

Ia pun menjelaskan alasan diskusi dilakukan secara tertutup. Hal itu tak lain untuk menghindari para wartawan mengutip diskusi yang mungkin masih mewacanakan hal-hal yang belum matang.

Dalam diskusi itu, lanjut Jafar, ada banyak hal yang dibicarakan. Misalnya, terkait bagaimana menjalankan fungsi KPK, koordinasi KPK dengan lembaga hukum lainnya, hingga mengintensifkan aspek pencegahan tindak pidana korupsi.

Pihaknya menginginkan agar KPK tidak hanya cepat dalam memberikan sosialisasi atau pernyataan di media massa, tetapi juga cepat dalam melaksanakan pekerjaannya. "Kita menyarankan agar KPK mulai masuk ke hulu persoalan lain seperti penerimaan pajak, izin tambang, illegal logging, hingga pelarian dana yang dibawa ke luar negeri," katanya. ed andn saubani

0 komentar:

Posting Komentar